Halo Sobat JSI, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang cara penularan HIV AIDS. HIV AIDS adalah suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati dengan benar. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu HIV AIDS.
Pengertian HIV AIDS
HIV AIDS adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus Acquired Immunodeficiency Syndrome atau dalam bahasa Indonesia disebut virus kekebalan tubuh manusia sindrom kekebalan tubuh yang didapat. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyerang sel-sel darah putih yang disebut CD4. Apabila jumlah sel CD4 berkurang, maka sistem kekebalan tubuh akan melemah. HIV dapat menyebar melalui cairan tubuh seperti darah, air susu ibu, air mani, cairan vagina, dan ASI. Saat sistem kekebalan tubuh melemah, maka orang yang terinfeksi HIV akan lebih mudah terkena penyakit lain seperti infeksi jamur, bakteri, dan virus lainnya.
Cara Penularan HIV AIDS
Maan Antara | Cara Penularan |
---|---|
1 | Hubungan Seksual Tanpa Kondom |
2 | Transfusi Darah yang Terkontaminasi |
3 | Pemakaian Jarum Suntik yang Sama dengan Orang yang Terinfeksi HIV |
4 | Pemakaian Alat Piercing yang tidak Steril |
5 | Pemakaian Alat Tato yang tidak Steril |
6 | Ibu yang Terinfeksi HIV menyusui Bayinya |
1. Hubungan Seksual Tanpa Kondom
Hubungan seksual tanpa kondom adalah salah satu cara utama penularan HIV AIDS. Virus HIV akan masuk ke dalam tubuh melalui cairan vagina, penis, atau anus. Apabila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV, maka virus tersebut dapat menular ke pasangan lainnya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, penggunaan kondom sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS.
Kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV AIDS hingga 90%. Selain itu, penggunaan pelumas juga sangat dianjurkan untuk mencegah luka atau iritasi pada kulit yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV AIDS.
Apabila seseorang memiliki banyak pasangan seksual atau berhubungan seks dengan seseorang yang telah terinfeksi HIV, maka sangat penting untuk melakukan tes HIV secara rutin dan menggunakan kondom sebagai tindakan pencegahan.
2. Transfusi Darah yang Terkontaminasi
Transfusi darah yang terkontaminasi adalah salah satu cara penularan HIV AIDS yang paling jarang terjadi. Namun, risiko ini dapat terjadi apabila pasien menerima transfusi darah dari seseorang yang terinfeksi HIV atau menggunakan produk darah yang terkontaminasi.
Untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS melalui transfusi darah, maka prosedur pemeriksaan donor darah harus dilakukan secara ketat dan teliti. Pemeriksaan donor darah harus dilakukan dengan menggunakan alat yang steril dan memiliki standar yang tinggi untuk menghindari penularan virus HIV.
3. Pemakaian Jarum Suntik yang Sama dengan Orang yang Terinfeksi HIV
Pemakaian jarum suntik yang sama dengan orang yang telah terinfeksi HIV dapat menyebabkan penularan virus tersebut. Hal ini dapat terjadi pada pengguna narkoba yang memakai alat suntik secara bergantian. Pemakaian alat suntik yang sama akan menyebabkan cairan darah yang terkontaminasi virus HIV menyebar ke tubuh orang lain.
Untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS melalui jarum suntik, maka pengguna narkoba harus menggunakan alat suntik yang steril dan tidak berbagi dengan orang lain. Selain itu, program penukaran jarum suntik secara gratis di berbagai fasilitas kesehatan juga dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV AIDS.
4. Pemakaian Alat Piercing yang tidak Steril
Pemakaian alat piercing seperti jarum tindik, tusuk gigi, atau alat piercings lainnya yang tidak steril dapat menyebabkan penularan virus HIV. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan tindik telinga, hidung, atau bagian tubuh lainnya yang menggunakan alat piercing yang tidak steril.
Untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS melalui alat piercing, maka pastikan alat yang digunakan bersih dan steril. Selain itu, pastikan juga tindakan tindik dilakukan oleh ahli yang terlatih dan menggunakan alat yang steril untuk menghindari penularan virus HIV.
5. Pemakaian Alat Tato yang tidak Steril
Pemakaian alat tato yang tidak steril juga dapat menyebabkan penularan virus HIV. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan tato menggunakan alat atau jarum yang tidak steril.
Untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS melalui alat tato, maka pastikan alat yang digunakan bersih dan steril. Pastikan juga tempat tato yang digunakan sudah terdaftar dan memiliki standar kebersihan yang tinggi. Hindari melakukan tato di tempat yang tidak memiliki sertifikat kesehatan.
6. Ibu yang Terinfeksi HIV Menyusui Bayinya
Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus tersebut pada bayinya melalui ASI. Meskipun virus HIV tidak dapat menyebar melalui air susu ibu jika bayi tersebut sudah terinfeksi HIV, namun risiko penularan masih sangat tinggi pada bayi yang belum terinfeksi HIV.
Untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS pada bayi, maka ibu yang terinfeksi HIV disarankan untuk tidak menyusui bayinya dan menggunakan pengganti ASI. Selain itu, pemeriksaan dini pada ibu hamil untuk mengetahui status HIV sangat dianjurkan untuk mencegah risiko penularan pada bayi.
FAQ
1. Apa saja cairan tubuh yang dapat menularkan virus HIV?
Cairan tubuh yang dapat menularkan virus HIV antara lain darah, air mani, cairan vagina, ASI, dan cairan tubuh lainnya yang mengandung virus HIV.
2. Apakah HIV AIDS dapat menular melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya?
Tidak, virus HIV tidak dapat menular melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya.
3. Apakah penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV AIDS?
Ya, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV AIDS hingga 90%.
4. Apa yang harus dilakukan apabila seseorang sudah terinfeksi HIV?
Seseorang yang sudah terinfeksi HIV harus menerima perawatan medis secara teratur dan mengikuti anjuran dokter untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya. Selain itu, tindakan pencegahan seperti penggunaan kondom dan tidak berbagi alat suntik juga sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan virus HIV.
5. Apakah orang yang terinfeksi HIV AIDS dapat sembuh sepenuhnya?
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV AIDS secara total. Namun, dengan perawatan medis yang tepat, orang yang terinfeksi HIV dapat hidup dengan lebih lama dan mencegah terjadinya komplikasi penyakit lainnya.
Kesimpulan
Penularan HIV AIDS dapat terjadi melalui berbagai cara seperti hubungan seksual tanpa kondom, pemakaian jarum suntik yang sama, transfusi darah yang terkontaminasi, dan pemakaian alat piercing serta tato yang tidak steril. Oleh karena itu, tindakan pencegahan seperti menggunakan kondom, tidak berbagi alat suntik, serta memastikan alat piercing dan tato yang digunakan steril akan sangat membantu mengurangi risiko penularan HIV AIDS.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.